Ads 468x60px

Jumat, 01 November 2013

Pantun Bogor

Pantun dalam bahasa Sunda = Carita Pararaton =  Cerita raja-raja.
Pantun Bogor = Cerita Raja-raja khas Bogor.
Pantun Bogor asal mulanya adalah PANTUN PAJAJARAN,  karena ham pir seluruh episode cerita bermuatan kisah-kisah terakhir dari Keluar-ga Besar Kerajaan Pajajaran yang syarat dengan kepahlawanan dan se nandung derita,  karena  intervensi, intimidasi, bahkan embargo ekono mi Banten yg didukung Cirebon + Demak.
Pemantun Bogor awal abad 21  terkenal dengan sebutan PA CILONG, menggantinya dengan nama PANTUN BOGOR,  mungkin alasannya da-pat diterima sebab pada masa-masa itu Islamisme sedang gencar dila-kukan masyarakat,  sehingga mendengar kata PAJAJARAN identik de-ngan kafir, hinduis, syirik, musyrik, dsb.
Karena pemahaman yang dangkal pada waktu itu.

·         Pada episode tertentu dalam Pantun Bogor,  Kujang banyak di ceritera kan ,  mulai dari fungsi/kegunaan,  cara/waktu membuat,  siapa yg me-miliki, sampai kepada filosofi nya.  Seorang budayawan Sunda yang ber nama ANIS JATISUNDA(alm.) lah orang pertama yang memaparkan ten tang kujang Pada tahun 1997,  tujuh hari berturut-turut  beliau  menulis  pada surat kabar Radar Bogor,  dan pada bulan November 2000 dalam Ceramah Tentang Kujang di Museum Sri Baduga Bandung.  Sebelumnya tidak ada orang yang mengetahui tentang kujang secara lengkap,  karena mungkin sumbernya tidak ada.
Sejak tahun 2000 itulah banyak informasi tentang kujang, terutama dari internet, karena mulai banyak orang menyadur dari sumber Ki Anis.

·         Didalam Pantun Bogor hanya ada 6(enam) jenis Kujang yg disebutkan yaitu :  CIUNG,  KUNTUL, JAGO, NAGA, BANGKONG, BADAK. 
Dan setiap jenis beda peruntukannya,  tergantung siapa dan apa jaba-tannya pada pemerintah Kerajaan.

·         Kata KUJANG
Ada beberapa pendapat , asal kata KUJANG   dari kata KUJAwahyaNG,   KUdihyang,   KUuJANG,   KUkuh kana JANGji,  dsb.
Saya tidak menganut dan tidak menolak pendapat-pendapat diatas,  terlepas dari semua itu  saya hanya mengetahui kata KUJANG juga ada pada gelar seorang Raja Sunda (Rakeyan Medang 766-783 M) yang ber gelar PRABU HULU KUJANG.
Dan pada Pantun Bogor, kata KUJANG tdak dirinci apalagi dikiratakan.

0 komentar:

Posting Komentar