Pantun Bogor = Cerita Raja-raja khas Bogor.
Pantun Bogor asal mulanya adalah PANTUN
PAJAJARAN, karena ham pir seluruh episode
cerita bermuatan kisah-kisah terakhir dari Keluar-ga Besar Kerajaan Pajajaran
yang syarat dengan kepahlawanan dan se nandung derita, karena intervensi,
intimidasi, bahkan embargo ekono mi Banten yg didukung Cirebon + Demak.
Pemantun Bogor awal abad 21 terkenal dengan sebutan PA CILONG,
menggantinya dengan nama PANTUN BOGOR, mungkin alasannya da-pat diterima sebab pada
masa-masa itu Islamisme sedang gencar dila-kukan masyarakat, sehingga mendengar kata PAJAJARAN identik de-ngan
kafir, hinduis, syirik, musyrik, dsb.
Karena pemahaman yang dangkal pada waktu itu.
·
Pada
episode tertentu dalam Pantun Bogor, Kujang
banyak di ceritera kan , mulai dari
fungsi/kegunaan, cara/waktu
membuat, siapa yg me-miliki, sampai
kepada filosofi nya. Seorang budayawan
Sunda yang ber nama ANIS JATISUNDA(alm.) lah orang pertama yang memaparkan ten tang
kujang Pada tahun 1997, tujuh hari berturut-turut beliau menulis pada surat kabar Radar Bogor, dan pada bulan November 2000 dalam Ceramah
Tentang Kujang di Museum Sri Baduga Bandung.
Sebelumnya tidak ada orang yang mengetahui tentang kujang secara
lengkap, karena mungkin sumbernya tidak
ada.
Sejak tahun 2000 itulah banyak informasi tentang
kujang, terutama dari internet, karena mulai banyak orang menyadur dari sumber
Ki Anis.
·
Didalam
Pantun Bogor hanya ada 6(enam) jenis Kujang yg disebutkan yaitu : CIUNG, KUNTUL, JAGO, NAGA, BANGKONG, BADAK.
Dan setiap jenis beda peruntukannya, tergantung siapa dan apa jaba-tannya pada pemerintah
Kerajaan.
·
Kata
KUJANG
Ada beberapa pendapat , asal kata KUJANG dari kata KUJAwahyaNG, KUdihyang,
KUuJANG, KUkuh
kana JANGji, dsb.
Saya tidak menganut dan tidak menolak pendapat-pendapat
diatas, terlepas dari semua itu saya hanya mengetahui kata KUJANG juga ada
pada gelar seorang Raja Sunda (Rakeyan Medang 766-783 M) yang ber gelar PRABU
HULU KUJANG.
Dan pada Pantun
Bogor, kata KUJANG tdak dirinci apalagi dikiratakan.
0 komentar:
Posting Komentar